Minggu, 25 April 2010

1. Awal dari Awal yang Panjang

Hari Senin,
yahh.. ini adalah hari senin, di mana kota Bliss sudah mulai sibuk dengan aktivitas penduduk kota Bliss. Jam kota masih menunjukan pukul 04.45 pagi alias subuh. Matahari pun nampaknya masih enggan untuk keluar dari ufuk timur. Tapi kicauan burung-burung dan tetesan embun pagi sudah menyemangati hari Senin yang nampaknya akan menjadi hari yang sangat panjang buat penduduk kota Bliss.


S
ementara itu di Jalan St.Rave 07 Rumah kediaman keluarga Shire juga sudah menyemarakan Senin pagi ini. Harrry Shire sudah duduk di teras rumahnya membaca koran Daily Bliss ditemani secangkir kopi yang masih mengepul diterangi lampu yang masih menyala karena pagi masih gelap. Dengan ekspresi yang nampaknya tertarik dengan politik dan bisnis. Sesekali Mr.Shire mendengus dan berdecak-decak seolah-olah ia menyindir langkah pemerintah dalam mengatasi masalah dalam negeri.


L
alu keluar gadis kecil yang memakai seragam sekolah dasar dengan langkah yang riang. Gadis kecil dengan rambut pendek sebahu itu adalah putri kecil dari Keluarga Shire yang bernama, Dinda Shire. Dinda yang keluar dari dalam rumah membawa cermin, kemudian ia duduk manis di bawah dan mulai bercermin memandang wajahnya yang masih polos. Kemudian keluar lagi seorang wanita, Rose Shire, Istri dari Harry Shire, dengan memakai celemek ia membawa nampan yang berisi roti panggang dan segelas susu yang masih hangat.


Mrs.Shire : Dinda ini sarapan mu naakkk, hayuu dimakan, dan jangan lupa minum susumu.(tersenyum kepada Dinda yang masih bercermin)

Dinda : iya Mommy..., Apa Aku sudah bisa berangkat sekolah??(dengan suaranya yang melengking)


Mr.Shire : Tentu Dinda sayang, Kamu bisa berangkat sekarang kalau Kamu menghabiskan sarapanmu terlebih dahulu(mengambil potongan roti panggang dan mulai menyantapnya)


Dinda : Aaaahh~ Daddy Aku tidak lapar...(memandang Mr.Shire dengan tatapn jengkel)


Mr.Shire : Nanti ketika kamu berangkat sekolah dan ditanya Ibu Guru, "Apa Dinda sudah sarapan?" lalu Dinda jawab belum, nanti Dinda akan disuruh pulang sama Ibu Guru. Apa kamu mau sayang?(Menyeringai)


Dinda : . . . . Oke aku sarapan dehh..(Pasrah, dan mulai mengambil potongan roti panggang juga dan menyantapnya, yang rupanya dengan lahap ia habiskan)


M
r.Shire dan Mrs.Shire hanya bisa tertawa melihat tingkah laku anak perempuan bontot kesayangan mereka.

Mentari sudah bangun dan mulai menyinari pagi dengan cahayanya yang hangat. Kicauan burung masih menemani pagi ini.
Jam menunjukkan pukuk 05.55, sudah hampir jam 06.00. Sementara itu masih ada satu anggota keluarga Shire, anak kedua, satu-satunya anak laki-laki di keluarga Shire, yang masih tertidur pulas di kamarnya. Ia tidak menyadari kalau sinar matahari mulai menerobos masuk melalui celah jendela kamarnya. Dengan selimut masih menutupi seluruh tubuhnya ia tidak menyadari jam bekernya menyala.

Kriiingggg...Kriiinnggg...Kriiinngggg....


Ia pun menyibakkan selimutnya, rambut yang lumayan panjang dan acak-acakan seolah-olah tidak pernah disisir setengah tahun, lalu dengan mata tertutup ia mulai mencari-cari sumber kegaduhan yang mengganggu mimpinya yang seru.

BINGGO...

Ia mendapatkan beker tersebut di meja sebelah kasur yang ia tiduri, kemudian ia matikan dan ia sembunyikan di bawah bantal lalu ia melanjutkan tidurnya lagi.
Matahari terus menyinari pagi ini dengan sinarnya yang masih hangat, sementara sebagian penduduk kota Bliss sudah keluar rumah mereka menuju pusat Kota untuk bekerja.


Kriiiingggg....KRiiingggg...Krrrriiinnngggg...!!!!



Lagi-lagi beker menyala dengan suara yg terendam bantal dan ...


"BEKER SIALAN...!! GARA-GARA KAU BERBUNYI AKU GAGAL MENDAPATKAN TELUR NAGA...!!!" Geram anak itu yang kemudian dengan sejurus ia raih jem beker dibawah bantal dan ia LEMPAR jam beker itu ke dinding...



GUUBBBRRRAAAKKKK....!!!


Suasana kembali tenang dan anak itu kembali menghenyakkan tubuhnya ke kasur dan melanjutkan tidurnya lagi..


"WILLLLLYYYYYYYYY VANN SHIIIIRRRREEEEEEE....!!!!!"Teriak suara perempuan dari dibawah



A
nak itu pun langsung bangun mendengar suara Ibunya yang menggelegar bagai petir yang menyambar.
Willy Van Shire, adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga Shire, anak kedua dari tiga bersaudara ini langsung bangkit dari tempat tidurnya dan bergerak mendekati pecahan jam beker yang tadi ia lempar.


Pintu kamar menjeblak terbuka dan berdiri Mrs.Shire dengan tampang seperti Singa yang akan memangsa sarapannya dan kelihatan sangat lapar..


Mrs.Shire : OKE WILL, INI SUDAH KELIMA KALINYA KAU MENGHANCURKAN JAM BEKER...!!!


Will : ADuuhhh Mum, Bekernya tdi meloncat dan menabrak dinding dengan keras... (Memasang Ekspresi tidak berdosa)

Mrs.Shire : SETAHUKU JAM BEKER YANG KUBELI ITU TIDAK ADA FITUR MELONCAT WILL....

Will hanya bisa diam tersudut..

Will : tapi Mum setidaknya baterainya awet nihh(sambil menunjukkan baterai dari pecahan beker) baterainya awet Mum semenjak Mum membelikan beker pertama un....

Will langsung diam melihat ekspresi Mum..

Mrs.Shire : Sebaiknya kau cepat-cepat berangkat Will kalau kau tidak mau terlambat dan diskors untuk ke 9 kalinya..(Berbisik dengan nada dingin)

Will : HAH..??!! Bagaimana Mum taaa....

Will terkejut melihat sebuah surat dengan lambang St.Clarity, lambang sekolah Will, yang pastinya adalaha surat peringatan dari kepala sekolah.

Mrs.Shire : KAUUU TIDAKKK BISA MEMBOHONGIII WILLYY VANN SHIIIRREEEEE...!!!

Will langsung keluar kamar dan turun sekilas ia menoleh melihat Mum mengacung-acungkan Surat Peringatan kearahnya..

Mrs.Shire : KAU AKAN MENDAPAT MASALAH BESAR WILLLLLYYYY...!!!!!!!!

Will hanya bisa tersenyum lemah karena ia benar-benar mendapat masalah besar nanti. Ia pun bergegas ke kamar mandi tuk siap-siap sekolah. Hari-harinya yang membosankan dimulai lagi dari sekarang, hari ini, jam ini, detik, ini dari tempat yang membosankan ini juga...


* * *